Sebelum Mengadopsi Kucing, Pahami 10 Hal Berikut !

Pada dasarnya hewan bernama kucing merupakan makhluk hidup yang memiliki perasaan. Sama seperti kita layaknya manusia. Mengadopsi kucing dapat diibaratkan sama seperti kita mengadopsi bayi. Keduanya memiliki kebutuhan yang harus kita penuhi.

Bicara tentang kebutuhan bukan hanya memberikan makan dan minum setiap hari. Namun, lebih dari itu seperti bermain, mengajaknya bermain, memberikan tindakan pengobatan ketika sakit dan sebagainya. Jadi, pada intinya, selaku pemilik nantinya kita harus mampu bertanggung jawab dalam banyak hal.

Selain itu, ada beberapa faktor yang perlu kamu perhatikan sebelum mengadopsi kucing. Diantaranya sebagai berikut:

1. Apakah kamu sedang hamil ?

Banyak orang beranggapan bahwa kucing merupakan hewan yang mudah tertular penyakit. Bahkan, penyakitnya dapat menularkan pada manusia. Sehingga, bagi sebagian besar orang terutama wanita hamil enggan memelihara kucing.

Menurut pakar kesehatan, ada benarnya demikian. Jika si kucing tidak terawat maka ia sangat rentan terserang penyakit. Untuk menularkan penyakit kepada manusia, faktor kemungkinannya ada.

Maka dari itu, khususnya bagi ibu hamil sebaiknya tidak terlalu dekat dengan kucing.

Dikuatirkan akan mengganggu pertumbuhan janin di dalam kandungan. Apalagi jika memelihara kucing yang tidak dirawat dengan baik dari segi kebersihan dan sebagainya.

2. Adakah Anak yang masih kecil di rumah ?

Naluri anak kecil sangat senang sekali dengan kucing. Jika kamu mengadopsi kucing yang masih berusia cukup kecil, hal ini bisa menjadi masalah. Karena si anak bisa saja bermain dengan kucing dengan prilaku kasar. Dikuatirkan si kucing akan mengalami stress hingga kematian.

Sisi lainnya, jika si kucing dalam keadaan tak terawat dan kotor, kondisi ini akan menimbulkan masalah kesehatan seperti alergi bagi si anak ketika ia memegang kucing hingga membuat bulu bulu kucing masuk ke saluran pernafasan.

Namun, tak ada salahnya jika kamu hendak memelihara kucing walaupun memiliki anak kecil di rumah.

Yang perlu kamu lakukan yakni, ajarkan kepada anak bahwa kucing merupakan hewan peliharaan yang harus di sayangi bukanlah boneka mainan yang dapat dibanting atau di putar putar anggota tubuhnya.

Jangan lupa untuk menjaga kebersihan kucing peliharaan dan kesehatan, sehingga kucing tidak menularkan penyakitnya pada manusia.

3. Siapkah kamu menjadi seorang majikan kucing ?

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, bahwa memelihara atau mengadopsi kucing bukan hanya sekedar memberinya makan dan minum. Namun, kucing merupakan hewan sosial dan ia sangat senang mendapatkan perhatian terutama dari pemiliknya.

Kucing juga hewan yang setia, jika kucing telah menyukai seseorang maka ia akan jatuh cinta dan rela membentuk ikatan abadi sepanjang hidupnya.

Jangan biarkan kucing tidak mendapatkan perhatian hingga membuatnya stres dan kesepian.

Jika prilaku si kucing ketika kamu mengadopsi teramat bandel, tidak patuh, suka mencuri makanan dan cenderung merusak, maka ajaklah ia bermain, mengelus elus kepalanya, memberinya makan dengan memanggil namanya dan sebagainya.

4. Mampukah kamu merawat kucing ?

Sebelum mengadopsi kucing, mampukah kamu merawat si kucing terutama memberinya makan yang layak ? Jika iya, lanjutkan.

Namun, jika dari sisi finansial kamu masih mengalami kekurangan sebaiknya ditunda keinginan tersebut.

Apalagi jika kamu berkeinginan mengadopsi kucing jenis persia dan anggora atau kucing varietas mahal.

Tentu saja mereka perlu mendapatkan perawatan lebih dibandingan dengan kucing biasa / kucing kampung. Seperti memandikannya, menjaga kebersihan rambutnya, membelinya mainan dan sebagainya.

5. Kamu harus siap menghadapi kenakalan si kucing

Kucing termasuk hewan yang proaktif. Ia tidak bisa diam. Paling suka bermain, lompat sana sini, mencakar cakar, memanjat dan sebagainya. Jika kamu takut karena pot bunga di rumah pecah, karpet di rumah dicakari atau peralatan berharga di rumahmu rusak, sebaiknya kamu tidak mengadopsi kucing.

Kucing tidak suka di kurung di dalam kandang. Justeru tindakan ini akan membuat ia semakin membrontak dan stress. Atau kamu jangan pernah mencoba memotong kuku si kucing, yang perlu dilakukan adalah merapikannya.

Selain itu, agar prilaku si kucing tidak nakal maka kamu perlu mengajarinya. Misalnya ketika ia hendak memanjat ke atas meja, kamu dapat mengeluarkan suara keras dan berkata “jangan naik ke atas meja” atau perkataan lainnya.

Apakah kucing mengerti dengan apa yang kita ucapkan ?

Tentu saja mereka paham.

Mereka dapat mengenali dan memahami perkataan manusia melalui gelombang suara. Ketika kita marah, maka si kucing akan menyimpan gelombang suara tersebut di dalam otak mereka. Jika hal ini sering kita lakukan, maka si kucing nantinya akan terbiasa.

Dia mengetahui, jika ia naik ke atas meja maka ia akan di marahi. Maka, lambat laun si kucing akan menuruti perkataanmu.

6. Bersedia bertanggung jawab

Kucing sangat rentang terkena penyakit terutama ketika penyakit yang menyerang kucing mewabah di lingkungan sekitarmu. Dalam kondisi tersebut ketika ini terjadi, sanggupkah kamu bertanggung jawab ?

Misalnya ketika ia sakit, sanggupkah kamu membawanya ke dokter hewan ? atau jika si kucing sakit, kamu tidak melakukan apa apa sehingga pada akhirnya menimbulkan si kucing meninggal dunia ?

Kucing memerlukan perawatan khusus terutama jika kucing berasal dari keturunan elite seperti persia, anggora dan sebagainya.

Ia membutuhkan vitamin, makanan, vaksin, pemberian obat cacing dan sebagainya agar kesehatanya tetap terjaga. Paling tidak, minimal 6 bulan sekali kamu harus mengunjungi dokter hewan untuk dilakukan pemeriksaan.

7. Apakah rumahmu cukup besar untuk aktivitas si kucing ?

Seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa kucing merupakan hewan yang sangat aktif. Ia sangat senang bermain, berlari, melompat lompat, naik turun perabotan rumah tangga, kejar kejaran dengan temannya dan sebagainya. Terkadang vas bunga di rumah bisa jadi pecah berserakan.

Untuk mengatasi hal ini, apakah ruangan di rumahmu cukup luas bagi si kucing untuk digunakan sebagai tempat bermain kucing ?

Sebaiknya kamu memikirkan hal ini sebelum mengadopsi kucing.

8. Siapkah lingkungan sekitarmu ?

Selain lingkungan sekitar yang nyaman untuk si kucing, kondisi lingkungan sekita juga harus mendukung. Misalnya, tersedianya pasir sebagai tempat BAB bagi si kucing, tersedianya kandang, makan sehari hari dan sebagainya.

Selain itu, hal paling penting adalah apakah lingkungan sekitar tempat tinggalmu menerima keberadaan kucing sebagai hewan peliharaan ?

Ada sebagian orang tidak menyukainya, sehingga ketika kucing datang ke rumahnya, mereka cenderung menyiksanya seperti memukulnya, mengusirnya dan sebagainya.

9. Benarkah kucing rendah biaya perawatan ?

Kebanyakan orang mungkin saja menganggap bahwa kucing merupakan hewan yang bisa beradaptasi dengan cepat dan mudah. Terutama dalam perihal makanan, ia dapat mengkonsumsi makanan apa saja seperti ikan asin, tulang ikan atau hanya sebatas nasi saja atau sisa sisa makanan.

Namun, hal itu tidak benar adanya.

Kucing tidak bisa secara terus menerus mengkonsumsi nasi. Apalagi makanan manusia seperti humberger, roti, mie instan, sisa makanan kita dan sebagainya. Karena hal itu akan menggangu saluran cerna si kucing mudah teriritasi dan dapat menimbulkan penyakit baginya.

Boleh boleh saja kamu memberikan nasi dicampur dengan ikan rebus misalnya. Namun, takaran ikan harus lebih banyak.

Terutama jenis kucing ras yang memiliki nilai jual. Mereka tidak menyukai makanan manusia. Mereka lebih menyukai makanan dalam kemasan seperti whiskas atau ikan utuh yang diolah melalui proses dimasak terlebih dahulu.

Apakah kamu menyanggupi hal ini ?

10. Kuatkan komitmen

Ketika kamu berani untuk mengadopsi kucing, itu bearti kamu sudah berani bertanggung jawab jika sewaktu waktu kucing membutuhkan bantuanmu seperti dikala ia sakit. Selain itu, kamu juga sudah siap dengan tingkah laku kenakalannya.

Jika ada vas bunga pecah atau hal lainnya, maka kamu juga sudah siap menerimanya dan tak memarahi kucing.

Sampai di sini, kamu butuh sebuah komitmen tinggi. Karena memelihara kucing bukan sehari dua hari. Selama kucing yang kita adopsi atau selama kita masih bernafas, maka kita memiliki tanggung jawab atas kucing yang kita adopsi.

Jangan sesekali kamu berubah pikiran, apalagi untuk membuang si kucing karena kelakuannya yang nakal atau suka BAB sembarangan.

Karena kucing juga memiliki perasaan sama seperti manusia, maka perlakukanlah ia dengan sebaik baiknya.

Tinggalkan komentar