Indonesia dikenal oleh masyarakat Dunia sebagai negara dengan jumlah kekayaan tak ternilai harganya. Diantara kekayaan tersebut berupa beragam suku, tradisi, budaya, adat istiadat dan sebagainya termasuk keragaman penggunaan bahasa.
Bicara tentang keragaman bahasa ada banyak sekali di Indonesia, salah satunya bahasa Bangka.
Bahasa bangka adalah sarana komunikasi yang digunakan oleh masyarakat Bangka Belitung khususnya di pulau Bangka. Bahasa bangka termasuk dalam salah satu bahasa rumpun melayu. Fungsi lainnya sebagai penanda atau identitas suatu daerah dan kebanggaan tersendiri pada suatu daerah.
Berdasarkan informasi dari dinas kebudayaan provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penutur bahasa bangka mencapai 340.000 pada tahun 2000 silam. Ada kemungkinan, angka tersebut meningkat mengingat sulitnya mendapatkan data data di lapangan.
Intisari Artikel:
Dialek Bahasa Bangka dan Literatur Singkat
Secara umum dialek bahasa bangka hampir mirip dengan bahasa betawi Jakarta atau Palembang. Itu hanya kilasan saja. Namun, jika diteliti lebih lanjut berdasarkan tiap tiap daerah di Bangka Belitung, maka dialek bahasa jelas berbeda. Namun, pada dasarnya masih dalam katagori satu rumpun melayu.
Bahasa bangka memang tergolong unik dan terbilang begitu kompleks, karena walaupun berada dalam satu kawasan daerah yang sama belum tentu dialek nya akan sama pula. Bisa sama atau berbeda sama sekali.
Bahkan, saya sendiri sebagai penduduk asli pulau Bangka sempat bingung ketika mengunjungi sisi timur pulau Bangka. Sedangkan saya berada di wilayah Bangka induk.
Contohnya saja,
Dialek bangka bagian timur tidak sama dengan dialek bangka bagian selatan. Begitu juga di daerah pulau bangka bagian utara dan barat. Unik bukan ?
Bangka bagian timur dengan Ibukota Belinyu memiliki dialek lebih kental menggunakan akhiran “O”. Contohnya, nek kemano, apo, siapo, dimano dan sebagainya. Mirip dialek Palembang. Akan tetapi, tak semua huruf vokal diganti menjadi “O”. Ada pula bahasa asli daerah sana, seperti “MIKAK” dan “KIYUN” yang artinya “KAMU/KALIAN” dan “SANA” atau “Kesana”.
Sedangkan Bangka selatan lebih akrab dengan akhiran “E” kuat (logat melayu Malaysia). Bangka selatan seperti kota Toboali lebih akrab dengan logat menggantikan pengucapan dengan huruf “S” menjadi “H”. Contohnya, “Sabun” menjadi “Habun”. Jika kalimat “mandi tidak menggunakan sabun” maka bahasa bangka daerah selatan bearti “mandik dak behabun“.
Nah, kalau bahasa bangka daerah pusat kota Pangkalpinang dan kabupaten bangka ada sisi kemiripan dan sebagian besar sama. Dialeknya lebih dominan menggunakan huruf “e” lemah seperti logat bahasa betawi Jakarta.
Secara garis besar demikian pengetahuannnya tentang bahasa di pulau Bangka. Untuk daerah lainnya seperti Belitung dan daerah yang jauh dari jangkauan, sangat memungkinan masih banyak dialektika yang belum diketahui.
Belajar Bahasa Bangka
Bangka Belitung termasuk ke dalam kawasan zona wisata. Pastinya ada banyak turis lokal maupun mancanegara yang datang ke sini untuk menikmati keindahan alam, mencicipi beragam kuliner, menikmati wisata budaya dan sebagainya.
Nah, jika kamu ingin dan akan atau sedang berkunjung ke pulau bangka dengan tujuan wisata atau pergi merantau berpindah domisili, tentu saja mempelajari bahasa bangka menjadi suatu keharusan. Jika tidak, mungkin saja kamu akan “kagok” ketika sedang berkomunikasi dengan penduduk setempat.
Alfabet A
- Asak : asalkan
- Aok : oke atau iya
- Antu : Hantu
- Anter : antar
- Alem : cari perhatian
- Ape : apa
- Asuk : anjing
- Apetah : mengapa
- Alep : mungkin
- Anyer : amis
- Ayuk : kakak perempuan
- Apung : kakek
- Amoy : panggilan cewek masih gadis china
- Ambik : ambil
- Agik : lagi
- Ajer : ajar
- Asen : asinan
- Alat : alat
- Asem : asam
- Adep : depan
- Angai : jemur
- Aloi : minta perhatian
- Asak : ketika
- Adui : aduh
- Asuk : anjing
- Along : lebih baik
- Agik : lagi
- Aben : sekali
- Aik : air
Alfabet B
- Bandar : got
- Basing : terserah
- Be : ber
- Basenglah : terserahlah
- Begagil : Bercanda
- Bilung : telinga
- Biting : peniti
- Bunting : hamil
- Budu : bodoh
- Bengak : bodoh
- Beden : badan
- Bulih : dapat
- Bukit : bukit
- Bende : benda
- Birak : berak
- Burit : bokong
- Bujang : laki-laki (ABG)
- Bantai : lakukan sesukamu
- Bekel : bekal
- Buntil : gulungan
- Binei : bini
- Bising : ribut
- Bajuk : baju
- Buntil : buntalan
- Budak : anak-anak
- Belamper : berserakan
- Busuk : bau
- Baret : tergores
- Begatel : ganjen
- Besut : suitan
- Bantet : sobek
- Beres : beras
- Begaya : gaya – gayaan
- Bulak : bohong
- Bunter : bundar
- Budu : bodoh
- Bijur : ketela rambat
- Bise : bisa racun
Alfabet C
- Cuman : cuma
- Carik : cari
- Camui : lobang galian bekas tambang timah
- Cikar : cantik
- Cion : cantik
- Cuman Cuma : hanya
- Cak – cak : pura-pura
- Catong : got
- Cine : orang cina
- Cagak : tiang
- Cedak : dekat
- Cipok : berciuman
- Cabut : cabut
- Cincen : cincin
- Cigak : heran
- Cuba : coba
- Cecel : cocol atau cocolan
- Cemkek : seperti
- Celemot : muka belepotan
- Cabik : cabe
- Cingeng : mudah menangis
- Cian : kasian
- Cemane : gimana
- Culek : colok
- Cancut : celana dalam wanita
Alfabet D
- Dak/Dek: tidak
- Die : dia
- Dulu : Dulu
- Dak sua : tidak pernah
- Dak karuan : tidak karuan
- Dak kawa : tidak mau
- Dakde : tidak ada
- Dade : dada
- Dak akur : tidak akur
- Dimane : dimana
- Dak seger : tidak enak terhadap seseorang
- Dirik : diriku
- Denget : sebentar
- DIwek : sendiri
- Diem : diam
- Dak kawa nyusa : tidak mau repot
- Dakpati inga : tidak begitu waras
- Dalu : malam
- Dorang : mereka
- Dapuk : dapur
- Dengla : sudah cukup
- Dudi : terakhir
Alfabet E
- Emak : Ibu
- Enek : mau
- Enek / nek : suka
- Endrok : rok wanita
- Eman : Sayang terhadap barang atau makanan
- Epok – epok : Nama kue sejenis pastel atau risoles
- Empet : Dipepet/ Dihimpit
Alfabet G
- Gati : Sering
- Gentey : ganti
- Gule : gula
- Galak / Galek : sering
- Gale : semua
- Gagep : gagap bicaranya
- Gancang : mudah / Cepat
- Gap : gaple
- Garang : pemarah
- Gasak : kelahi
- Gelek : sering
- Gayel : Capek
- Gawe : kerja
- Gebok : memukul
- Gedabeng : besar sekali
- Gelep : gelap tak ada cahaya
- Gelik ati : lucu
- Gelik : Ungkapan untuk mengatakan jijik
- Gempel : gempal
- Gerem : marah
- Guyur : lanjut
- Geneh : tempat
- Geseny : gasing
- Gut : bandar/ got/ jembatan
- Geter : menggetarkan
- Guguk : anjing
- Garpit : singkatan gudang garam filter
- Garok : rakus
- Gelugut : kedinginan
- Gerigit : kesal
- Gerobok : lemari
- Getek : gelitik
- Gonceng : ikut naik kendaraan
- Gule-gule : permen
- Gurak : rasa senang berlebihan
- Geluduk : petir
- Gelegar : kayu untuk atap rumah ( tiang) atau bunyi yg keras
Alfabet I
- Inget: ingat
- Ingel-ingel: main-main
- Igak: terlalu
- Inde: seperti
- Ilep- ilep: selundup
- Ires: iris
- Ingen: mau/ suka
- Indehoy: bercinta
- Injek: injak
- Inteng: putar
Alfabet J
- Jeuh : jauh
- Jemat : jumat
- Jumput : kue cempedak
- Jereng : jengkol
- Jeret : mengikat leher dengan tali
- Jiat : jelek
- Jungong : bibir maju kedepan
- Jolok : menyodok dengan ujung tongkat
- Jubur : pantat
- Julak : mendorong
- Jen : jangan
- Jedi : jadi
- Jerembeh : jembatan
- Jem : jam
- Jerak : kapok
Alfabet K
- Kite : kita
- Ka : kamu
- Kaik : sungai
- Ki : kamu (logat pangkalpinang)
- Kemam : lembab( kerupuk)
- Kartup : jadul
- Kene ; kesini/ kemari
- Kiun; kesana
- Kedet : kening
- Kepale : kepala
- Kepaleng : kepalang
- Kemaik : kesini
- Keras ; keras
- Kelak : nanti
- Kanti : teman
- Kantet : Robek
- Kasut : sandal
- Kelintet : ganjen
- Kudak : aku tidak
Alfabet L
- Lom: belom, nama suku(belum mempunyai agama)
- Lah : sudah
- La : Sudah
- Lah de : sudah ada
- Lalang : rumput alang alang
- Lambet : lama
- Langgar : surau / tidak menepati Janji
- Lang kluit : kalong atau sejenis kelelawar
- Langok : bosen
- Lah nuwe (lanue) : sudah kelewatan
- Lasek : memaksa masuk kedalam kerumunan
- Lawang : pintu
- Lebem : memar
- Lecep : basah kuyub
- Lecek : kusut dan kotor
- Leket : lengket
- Lempah : masakan
- Lempos : pergi entah kemana
- Lenjen : selalu kalah permainan
- Leteh : capek
- Letup : pecah
- Libes : memukul dengan sapu lidi / sabet
- Licek : becek
- Limpah : organ Tubuh / memiringkan atau memberikan kuasa
- Linot : mengantuk
- Lom : belum
- Lucut : lepas
- Luk : nanti
- Lungoi : lesu / bosen
- Leket: lengket
Alfabet M
- Mandik : mandi
- Maken : makan
- Mintak : minta
- Minjem : pinjam
- Mangkol : bodoh
- Mangkel : sepat( pada tenggorokan)
- Musem : musim
- Matey : mati
- Mekak : benarkah?
- Musil : sedikit
- Mucak : perbaiki
- Muat : membuat
- Manen : memanen
- Mikul : pikul
- Merangi : marah
Alfabet N
- Ngeruce : marah
- Negeh : terserah
- Ningok : melihat
- Naon : tahunan
- Numbur : nabrak
- Ngenakot: Menakutkan
- Nak : seperti/ bak
- Nek : mau/ akan
- Ngaret : menyadap karet
- Ngape : mengapa/ ngapain
- Ngerapik : berbohong kamu ini
- Ngesaik : mencari
- Nua/ nue : terlalu/ sangat
- Ntik : entar
Alfabet O
- Okeng : alah
- Ongol ongol : nama kue
- Ole ole : oleh oleh
- Opos : alah
- Oto : mobil
Alfabet P
- Pacak : bisa / dapat
- Pacel : diperintah
- Padah : diberitahukan
- Pait : pahit
- Pak udak : jenis binatang belalang sembah
- Pale otak : kepala otak (berbicara kasar menghina)
- Pale ganak : ketua / kepala suku
- Pemaken : suka makan
- Pengkor : kaki tidak sama Panjang
- Penidir : penyakitan
- Pening : pusing
- Perampek : sampah
- Pereh : datangi
- Perempai : tiang jemuran
- Percak : kain lap meja
- Percon : petasan
- Perigi : sumur
- Periak : buah pare
- Peteng : gelap
- Picing : berotot kekar
- Picek : juling / buta
- Pekak : budek tidak bisa mendengat
- Peknu : disana
- Pelasah : dipukuli dengan 5 jari terus menerus
- Pilai : pincang
- Pikau : lem kayu
- Pinget : kesemutan
- Pirot : miring
- Plico / pelico : curang
- Plideng : melempar
- Pocok : ujung daun tanaman atau pohon
- Pon : Lah / jika
- Pongot : mengambil yang jatuh
- Ponten : pemberian nilai
- Porboden : tidak boleh lewat
- Pownis : mobil bis antar kota di bangka belitung tahun 90an
- Pantok : membenturkan kepala dengan sengaja
- Patok : tanda yang ditanam
- Parang lengkong : arit / clurit
- Payah : susah
- Parit : sungai kecil selokan
- Padet : penuh sesak
- Pukang : paha
- Pulik / ulik : Lagi
- Puset : pusat / pusar perut
- Pupur : bedak
- Panau : panu
- Pedit : Pelit
- Pelejuk : ujung sekali
Alfabet R
- Rase : rasa
- Renyek : mau
- Retak : peduli
- Ringem : merasa terganggu
- Rubung : mengerumuni
- Rungang : gigi ompong
- Runges : belepotan
- Rumeh : berisik
Alfabet S
- Sak : seperti
- Sorong : dorong
- Sape : siapa
- Sikok : satu
- Sangking : terlalu semangat
- Sape : siapa
- Sarak : cerai
- Saro : sulit
- Suntak : menarik cengan cepat
- Sunyok : babi
- Surang : sendiri
- Suroh : menyuruh
- Surong : mendorong
- Suyak : keranjang anyaman
- Sorok : laci
- Sok : bergaya
- Satang : kayu panjang (Tongkat)
- Sebu : tiup
- Sebile : kapan
- Sedeng : pas
- Sedenget : sebentar
- Segak : bentak
- Segenggem : satu genggaman
- Segepek : segepok
- Seisep : satu hisapan
- Sige : Sebab
- Sigong : siku tangan
- Sikit : sedikit
- Sua : pernah
- Suat : sebentar
- Sude : selesai
- Suduk : sendok
- Suit : adu pingsut
- Sikok : satu
- Siong : sirene
- Sipak : tendang
- Sekaker : pelit
- Sekenek : semaunya
- Sekapot : kemana mana
- Sekebet : seikat
- Sekenek : semaunya saja
- Sekuayok : terserah / semaunya saja
- Suti : satu
- Surang: sendiri
- Semenggah: pantas
- Seperadik: saudara
- Setal: kelereng
- Sungot: mulut
Alfabet T
- Taken: tau
- Tulei : tuli
- Tugek: panggil
- Tudung : topi
- Tuem : pukul
- Tugak : memanggil
- Tumbur : tabrak
- Tunang : pacar
- Teng : jerigen
- Tucok : tusuk
- Tikem ; tusuk
- Tinjel : peletik
- Telok : telur
- Tembem : pipi gemuk
- Tempap : menampar muka
- Tepar : terbaring tak berdaya
- Tempias : bocor merembes
- Tempiling : menampar dengan tangan=
- Temauk : biji cempedak / nangka direbus
- Tumbur: tabrak
- Terajang : tendang
- Terinteng : teringgat
- Terompah : sendal
- Tudung: topi
- Taipau : sombong
- Tekirek : terkilir
- Tekok : jitak
- Tekudek : tidak sempat dikerjakan karena waktu telah mepet
- Tingok : lihat
- Tingkap : jendela
- Tip : tape recorder
- Tipi : televisi
- Tokay : kotoran manusia hewan
- Tokek : pitak
- Tokol : memukul dengan palu
- Telentang : terbaring
- Teliwat : keterlaluan / kelewatan
- Taipak : dukun cina
- Tajik : taji
- Tajur : pancingan
- Tiduk : tidur
- Tusang : terbalik
Alfabet U
- Urang : orang
- Upis : permen
- Umon : banget
- Umong : bicarakan
- Uman : kayaknya
- Umah : rumah
- Udik : kampungan
- Unduk unduk : binatang berukuran kecil
- Uger : perasaan cinta
- Utek : otak
- Umpan : umpan
Alfabet W
- Wadau : waduh (ungkapan rasa terkejut)
Percakapan Bahasa Bangka Sehari Hari
Oke, setelah kita mempelajari bahasa bangka berdasarkan alfabet, sekarang saatnya menerapkannya dalam percakapan sehari hari yang sering digunakan.
> Kamu mau pergi kemana ?
> Ka nek pegi kemane ?
> Aku cinta kamu
> Ku nek kek ka
> Aku cinta kamu, kamu mau ga sama aku ?
> Ku nek kek ka, ka nek dak kek ku ?
> Bu, beli telor 1 butir aja
> Bu, nek beli telok sikok bai
> Jam berapakah sekarang
> Jam berape sekarang
> Kita bertemu di sana saja
> Kite ketemu deket sanin bai
> Kite ketemu ket sanu bai
> Jangan suka marah, nanti cepat tua
> Dak usa sering mara, kelak cepet tue
> Jangan terlalu lama ya
> dak usa lame igak
> Hari ini aku tidak bisa karena sedang sibuk banyak acara
> Arini ku dak pacak ade banyak gawe
> Jika kamu tidak menyukainya bicara saja
> Pon ka dak seneng ngomong bai
> Lain kali jangan kamu ulangi lagi ya
> Laen kali dak usa cemtu agik
> Okelah, nanti kita bertemu di jalan hang tuah
> Aogla, kelak kite ktemu bai di jalan hang tuah
> Hati hati di jalan jangan membawa kendaraan terlalu kencang
> Ati ati ket jalan dak usa ngebut
> Menurut kamu apakah ini baik
> Cemane nurut ka bagus dak
> Aku tidak dapat hadir di rapat karena sedang sakit kepala
> Ku dak pacak dateng di rapat kelak, kepale ku pening
> Perkenalkan namaku anisa, nama kamu siapa
> Salam kenal nameku anisa, name ka siape
> Kamu ini orangnya lucu
> Ka ni orang e lucu ge
Mengenali Angka Dalam Bahasa Bangka
- Satu : sikok
- Dua : due
- Tiga : tige
- Empat : empat
- Lima : lime
- Enam : nem
- Tujuh : tuju
- Delapan : lapan
- Sembilan : sembilan
- Sepuluh : sepulo
Bahasa Bangka Kasar
Saya sendiri sebenarnya tak mau menuliskan kosakata bahasa bangka kasar di website ini. Tulisan ini untuk pengetahuan saja, bukan untuk diucapkan menghina/mencela orang lain. Hati – hati jika anda ingin berucap menggunakan bahasa bangka kasar ini, bisa jadi orang lain akan tersinggung. Cukup dipahami saja ketika ada yang mengatakannya seperti berikut ini:
Bahasa Bangka | Bahasa Indonesia |
---|---|
ka ni budu igak | kamu ini terlalu bodoh |
lain kali idup tu dak usa macel urang | lain kali jika hidup janganlah menyusahkan orang lain |
macem ni ge dak tau, lah nue bagak e | seperti ini saja tidak mengerti/paham. Sudah terlalu bodohnya |
ade ge jalan e ku tempileng utek ka | (luapan emosi kesal) lama – lama aku pukul/tampar kepala mu |
yo la, lah lame ku nunggu. ku pelabuk ge kepalak ka ni lame igak | ayo lah. sudah lama aku menunggu. ku lempar (dengan sesuatu) nanti kepala kamu karena terlalu lama |
dak kawa agik ku kek ka, lah lungot ku | aku tidak mau lagi dengan mu. sudah bosan |
tu la, bijik mate tu di pakai kalau jalan | lain kali, gunakan mata jika bejalan (ungkapan kesal/menyalahi) |
bauk e badan die ni, ntah berape taun dak mandik | bau sekali aroma tubuh orang ini. seperti sudah berapa tahun tidak mandi |
lain kali utek tu dipakai | lain kali otak/pikiran itu digunakan |
bebel nian ka ni | bodoh sekali kamu ini |
dak usah agik ka nempuh ku | jangan pernah lagi kamu ke sini (bertemu aku – ungkapan emosi marah) |
Itulah beberapa percakapan yang sering digunakan sehari hari menggunakan bahasa bangka. Namun, hanya disampaikan secara garis besarnya saja dan tidak disampaikan berdasarkan katagori sesuai daerah di Bangka Belitung dengan alasan begitu kompleksnya bahasa yang digunakan.
Yuk belajar bahasa china bangka.
Dirasa cukup sekian dulu ya, jika ada kosakata tambahan atau pertanyaan, kamu dapat menuliskan komentar di bawah artikel ini.