Jujur saja, baru pertama kalinya saya mendengar istilah REO dalam dunia internet marketing dan blogger. Mungkin kamu juga mengalami hal serupa seperti saya.
Saya sendiri mendengar istilah REO ini berawal dari pembicaraan di salah satu grup media sosial facebook dan sempat viral beberapa waktu kemarin setelah postingan ini diterbitkan.
Dikarenakan istilah ini terdengar sangat asing bagi sebagian besar orang terutama dikalangan banyak blogger, postingan yang dibuat oleh salah satu anggota grup berinisial RA tersebut mendadak viral dalam waktu hitungan jam. Banyak orang bertanya, bahkan diantaranya cenderung menertawakan Thread Starter.
Ia mengclaim bahwa dirinya telah menemukan teknik ini dan berhasil menerapkan REO.
Kesaktiannya melebihi SEO, bahkan sempat membuat tagar #2019gantiSEO tinggalkan SEO.
Tanpa backlink, sekali submit ke tools
jebret… jebret… jebret… 2 jam langsung pageone
Baaaaahhhh.. mantap kali tu teknik..
Kurang banyak seperti itulah yang disampaikan RA. 😀
Saya sendiri penasaran dibuatnya, benarkah teknik ini ada ? atau hanya sebatas “cari sensasi” ?
Oke, penelusuran ke dunia ghaib (internet) mulai saya lakukan.. 😀
Hampir 1 jam saya mengobbok ngobbook WC search engine, tentunya di luar negara +62…
Jika saya mencarinya di negara +62, maka hasilnya tidak begitu relevan. Yang ada malah reog, reo manggarai, oreo dan sebagainya. 😀
Inilah hasil penelusuran saya tentang teknik REO. Semog aartikel ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi diskusi dikalangan blogger Indonesia.
Apa Itu REO ? Siapa penemunya?
Apa itu REO? REO adalah singkatan dari Referral Engine Optimazation.
Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, Referral bisa juga diartikan dengan rujukan, rekomendasi atau referensi. Sehingga REO adalah teknik marketing yang mengoptimalkan sumber rujukan sebagai pondasi awal untuk memasarkan atau memperkenalkan sebuah product atau merk yang belum dikenal luas.
REO diperkenalkan oleh seorang master marketing bernama John Jantsch pendiri perusahaan Duct Tape Marketing Consultant, LLC di Kansas, Missouri, Amerika Serikat. Ia memperkenalkan REO kepada public melalui sebuah buku berjudul “The Refferral Engine”. yang rilis pada tahun 2010 silam.
Versi lainnya,
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari beberapa situs salah satunya yakni https://heinonline.org/HOL/LandingPage?handle=hein.journals/cpamanf8&div=114&id=&page=, REO pertama kali diperkenalkan oleh Perusahaan konsultan pemasaran di Saint Paul, Minnesota bernama Ingenuity Marketing Group pada tahun 2007 silam yang bertujuan untuk membantu meningkatkan penjualan product melalui teknik pemasaran yang tepat.
Itu bearti, REO bukanlah barang baru apalagi ditemukan oleh inisial RA.
Teknik REO Bagaimana cara menggunakan teknik REO?
Saya sendiri tidak mengetahui secara pasti bagaimana teknik ini bekerja. Namun dari hasil penelusuran yang saya temukan diberbagai sumber, secara umum inilah penjelasannya:
1. Konten berkualitas
Bicara content, hal ini dapat meliputi banyak hal. Jadi, bukan hanya sekedar artikel seperti yang selama ini dipahami oleh kebanyakan orang. Terutama di kalangan blogger.
Content cangkupannya sangat luas, bisa berupa artikel, audio, video, text, kemasan label produk, bahasa penyampaian dalam sebuah tulisan atau video, design sebuah website, dan sebagainya.
Jadi ketika kamu memiliki sebuah produk A,
Lihat apakah kemasannya menarik ? apakah rasanya enak ? apakah memberikan manfaat ?
Jika kamu seorang penulis artikel ?
Bagaimana dengan kualitas artikelmu ? lulus plagiat ? bagaimana teknik yang kamu lakukan, menulis manual, rewrite, hasil spin ?
dan sebagainya.
Jadi, ketika kita berbicara tentang “kualitas konten” sama artinya dengan “apa yang kamu miliki dan tidak miliki oleh orang lain“.
Itu bearti kamu harus melakukan survei, riset pasar atau riset kata kunci pilihan.
Seberapa uniknya dirimu ? Seberapa uniknya produkmu ? Seberapa uniknya karyamu ?.
Jika pertanyaan ini telah berhasil kamu jawab, itu bearti kamu telah menerapkan bagian dari REO.
2. Track record yang baik
Oke, kali ini saya hanya mengambil contoh yang cukup familiar.
Jika saya bertanya, bimbel yang saat ini sedang trending topik di negara +62 menurutmu apa ?
Cukup di jawab di dalam hati saja.
Tentunya kamu sudah mengetahuinya bukan ?
Coba lihat dan cari tahu tentang mereka. Mereka memiliki track record yang baik, bahkan pendirinya seorang yang smart people dan ahli dibidangnya. Hanya dalam waktu beberapa tahun, mereka mampu menorehkan berbagai prestasi luar biasa.
Salah satu langkah awal untuk membangun REO adalah dengan menciptakan prestasi yang diakui oleh banyak orang dilatar belakangi oleh beragam faktor seperti:
- latar belakang keahlian dari seorang founder, latar belakang merk, perusahaan,
- perjalanan karir
- kapabilitas,
- keahlian
- sikap profesionalisme
- dan sebagainya.
Sehingga, jika sebuah produk yang telah memiliki track record yang cukup baik ketika dipasarkan, maka efeknya “nendang banget“. akan dikenal oleh banyak orang.
2. Bangun kepercayaan kepada public
Saya berusaha mengambil contoh termudah untuk dipahami,
Katakanlah bahwa kamu saat ini adalah seorang search engine spesialist. Terbiasa dalam hal mengoptimasi sebuah situs seperti meningkatkan kecepatan loading, membangun sebuah website dan mengoptimalkan kata kunci di mesin penelusuran untuk menduduki peringkat teratas.
Sayangnya keahlianmu ini tidak dikenal oleh banyak orang.
Namun, ujug ujug kamu menawarkan jasa optimasi di berbagai grup media sosial.
Kamu tentunya tau dan paham bagaimana reaksi netijen jaman now saat ini ?
Sepertinya kita jodoh karena pemikiran kita sama. 😀
Mungkin kamu akan di bully, “lo siapa ?“. Beberapa diantara mereka sangat mungkin akan mengatakan demikian.
Wajar saja, karena kamu belum memiliki track record yang jelas.
Namun, lain cerita jika kamu sebelumnya cukup aktif di media sosial dan beragam forum. Misalnya, telah membuat postingan tentang pengoptimalan kata kunci di berbagai forum, membuat instagram dan facebook story.
Hasilnya tentu jauh berbeda jika kamu telah membangun sebuah kepercayaan.
Buatlah mereka mengatakan “bahwa kamu ahli dibidangnya“. “perusahaan yang kamu kelola sangat profesional“.
3. Membangun koneksi
REO erat kaitannya dengan koneksi luas. Semakin banyak orang yang terhubung satu dengan lainnya, maka sangat baik hasilnya.
Untuk membangun sebuah koneksi diperlukan “alat”. Alat ini dapat berupa media sosial seperti facebook, instagram, linkedin, twitter, whatsapp grup dan sebagainya.
Usahakan mencari koneksi yang relevan dengan bisnismu saat ini.
Misalnya, kamu memiliki produk dengan target pasar untuk menjangkau kalangan remaja. Maka relasi di sosial media, kamu dapat mencari grup grup yang relevan dengan produkmu.
Carilah teman di dunia online atau di dunia ghaib (internet) yang relevan. Bukan bearti menolak untuk type yang tidak relevan, persentasenya jauh lebh baik serelevan mungkin.
Jika suka musik, ya cari anak musik.
Jika kamu jomblo suka dengan tipe cewek yang pinter masak, ya cari donk yang pinter masak. 😀
Strategi marketing
Ada banyak sekali strategi marketing yang digunakan untuk menerapkan REO. Diantaranya:
- Webinars. Examples, live streaming on youtube
- Bantuan tools pendukung untuk mendongkrak popularitas
- Menciptakan review dan testimonial secara natural
- Memperkenalkan sebuah produk kepada orang banyak melalui publik figur atau orang yang telah memiliki relasi luas
- Membuat instagram story, facebook story dan sebagainya
- Membagikan konten dengan sesama pengguna yang terhubung
- dan sebagainya.
Tolak ukur keberhasilan Teknik REO ?
Jika saya telah menerapkan REO, apa yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari teknik ini ? Diantaranya sebagai berikut:
1. Data google analytic
Ketika data returning visitor cukup tinggi dan returning visitor mengalami peningkatan, itu menandakan website yang kamu kelola sudah trusted dan dikenal oleh banyak orang. Mungkin saja ada banyak orang yang merekomendasikan websitemu. Untuk mengetahuinya, coba lihat data rujukan di analytic.
2. viral
Ketika banyak orang melakukan share terhadap konten yang kamu publikasikan, produk atau layanan jasa yang kamu tawarkan viral, ini sebagai petanda bahwa REO yang telah kamu lakukan berhasil.
Dalam artian viral bukan baarti banyaknya jumlah like atau angka share di sosial media, namun menjadi perbincangan dari mulut ke mulut di banyak kalangan.
Bahkan, viralnya hingga melekat ke anak cucu.
Contohnya begini, sebuah pertanyaan untukmu.
Ketika ada orang bertanya, beli baju online tempatnya di mana ya?
Mungkin diantara kita akan menjawab “si hijau“, “si pink“.
Lihatlah, dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan. Kemungkinan besar orang akan menyarankan tempat yang sama.
Itulah REO.
Sedangkan SEO, hari ini pageone… bisa jadi besok lenyap di telan bumi.
Hari ini pageone, besok bisa jadi deindex. 😀
Tetapi, pada dasarnya REO juga bagian dari SEO. Begtu sebaliknya.. hadeh bikin mumet ya 😀
3. Penjualan meningkat
Semua teknik marketing menawarkan hasil akhir serupa. Begitu juga REO.
Siapa yang cocok menggunakan REO ?
Pelaku bisnis terutama mereka yang ingin memperkenalkan produk miliknya ke jaringan luas.
Kemudian, ia meminta bantuan seorang teman untuk memperkenalkan produknya ini. Kebetulan temannya ini cukup familiar dikalangan blogger.
dan temannya itu pun memperkenalkan thema buatan si developher kepada banyak orang melalui sosial media dengan memberikan bukti keberhasilan menggunakan thema tersebut ditandai dengan penigkatan trafik pada situs miliknya.
Mungkin kamu mengira teknik ini mirip dengan sistem endorse.
Perbedaannya, ketika topik ini viral di media sosial. Maka akan ada pembicaraan dari mulut ke mulut dan banyak orang yang saling terhubung merekomendasikan thema tersebut padahal mereka tidak menerima komisi dari si developer tetapi tanpa sadar membuat topik tersebut menjadi viral.
Disitulah letak kekuatan REO.
Rekomendasi, rujukan dari banyak orang.
Hingga membuat orang penasaran dan mencari di mesin penelusuran tentang thema tersebut.
Secara tidak sadar mungkin kamu pernah melakukannya bukan ? seperti contoh di atas.
Hanya saja teknik ini tidak begitu familiar.
Tulisan menarik lainnya: tentang REO strategi.
Kesimpulan
- Ketika temanmu bertanya, dimana ya tempat jual beli jam tangan online yang trusted ?
- Temanmu ingin melakukan transaksi jual beli blog, namun selaku pembeli tidak mempercayai si penjual. Takut di tipu katanya. Kira kira kamu merekomendasikan siapa untuk rekber ?
- Teman sesama bloggermu bertanya, bro.. thema blog yang bagus apa ya ? apa jawaban mu ?
- Beli hosting anti dmca, down dimana ya ?
- Eh, ga lama lagi aku mau nikah ? tempat bikin undangan yang murah di mana sih ?
Ketika kamu menjawab di sini aja… di situ aja… di sana aja… di toko itu lo… sama ini aja… nih ahlinya.. di anu lebih trusted jangan disitu… dan sebagainya.
Itu bearti “mereka” telah berhasil menerapkan TEKNIK REO dan selamat kamu telah masuk ke dalam “JEBAKAN MEREKA“.
Secara tidak sadar kamu telah merekomendasikan mereka.
Ketika user, pembeli mencari di search engine dengan embel embel brand seperti yang telah kamu rekomendasikan, secara automatis user/pembeli akan menemukan website mereka di posisi pageone.
Bahkan, tanpa blackpink pun eh backlink, ga harus DA PA tinggi dan segala macemnya.
Untuk pageone, sangat bisa.
Namun tetap saja, perlu di garis bawahi untuk membangun REO tidaklah mudah. Setidaknya, ada tahapan yang harus kita lalui seperti yang telah sampaikan pada tulisan di atas “Bagaimana cara menggunakan teknik REO”.
Menurut saya, REO merupakah hasil akhir dari gabungan beragam teknik SEO (onpage atau offpage), SEM
bukan ASEM, SMM, SMO.
(Teknik apa lagi itu ? tanya aja si mbah ugel ya..)
atau REO bisa juga posisinya di awal dengan memanfaatkan komunitas dan berbagai elemen media untuk memperkenalkan sebuah produk.
Bisa juga dibilang, REO mirip dengan istilah BACKLINK GHAIB. 😀
Secara tidak langsung, artikel ini juga ada hubungannya dengan penerapan teknik REO.
Saya menyampaikan ini kepada kalian semua tentang REO, siapa yang memperkenalkannya, bagaimana teknik ini bekerja dan sebagainya. Secara tidak langsung saya merekomendasikan kepada kalian semua untuk mencari di mesin penelusuran “REO John Jantsch“, “The Refferal Engine”, “John Jantsch“.
Tanpa saya mengatakan itupun, diantara kalian pasti akan mencari informasi tentangnya.
Ini adalah contoh dari penerapan REO (strategi marketing berdasarkan rujukan pengoptimalan mesin pencari.
Disclaimer:
- Sajian informasi tentang REO ini hanya berupa gambaran umumnya saja dikutip dari banyak referensi, kemudian diterjemahkan menggunakan bahasa sendiri, Penulis berusaha menyajikan informasi terkait serelevan mungkin.
Jika kalian ingin mengetahui lebih banyak tentang teknik ini, sebaiknya beli saja bukunya 😀
Mohon maaf jika tulisan ini mengandung 9 bulan unsur unsur kelebaian, tujuannya agar pembaca tidak jenuh dan menikmati tulisan ini sambil nyruput kopi. 😀
Bagaimana, sudah paham tentang teknik REO ?
Sepertinya REO lebih relevan dengan kondisi saat ini. Berkat adanya bantuan teknologi dan sarana digitil lainnya.
Yuk, katakan cinta sesuatu tentang tulisan ini, saya tunggu…
mau ngajak baku hantam juga boleh.. eh jangan 😀
Kamu juga dapat memberikan kritik, saran, bantahan terhadap tulisan ini. Tetapi, sertakan sumber dan argumen yang jelas ya jika tulisan ini menyimpang jauh dari kondisi sebenarnya..