Polemik Teknik REO, Sebagian Besar Blogger +62 Salah Kaprah !

Beberapa waktu yang lalu, Komunitas Blogger Indonesia dalam sebuah forum di sosial media facebook dihebohkan dengan istilah “teknik REO”.

RA selaku anggota dari grup tersebut sekaligus “penemu” teknik REO mengatakan bahwa “Dengan REO, page one jadi lebih mudah dan efesien. Tinggalkan SEO, tinggalkan backlink, #2019pakaiREO“.

Bahkan ia mengklaim dengan REO, website/blog dapat page one dalam waktu 2 jam di google search engine, sekali submit ke tools buatannya langsung page one dan sebagainya.

Tentu saja pernyataannya tersebut sontak membuat heboh anggota grup lainnya dan memancing banyak reaksi di postingan yang ia buat. Sebagian besar justeru memberikan penilaian buruk dan komentar negatif terhadap pernyataannya tersebut.

Terkadang, akibat ulahnya membuat banyak blogger +62 menjadikan REO sebagai bahan candaan dan lelucon semata.

Tak henti sampai disitu saja, polemik teknik REO melalang buana dan menjadi topik terhangat di berbagai media sosial seperti facebook, whatsapp dan telegram hingga merambah ke forum diskusi ternama seperti quora dan adsID.

Bahkan, sempat dimuat di dalam media elektronik situs berita nasional viva.co.id.

Benarkah teknik REO seperti yang disampaikan RA itu benar adanya ?

Mari kita telusuri asal usul REO terlebih dahulu.

Apa itu REO ?

Apa itu REO ? REO adalah singkatan dari “Referral Engine Optimazationatau marketing teknik yang mengoptomalkan sumber rujukan sebagai pondasi awal untuk memasarkan atau memperkenalkan sebuah product atau merk yang belum dikenal luas.

Istilah REO bukanlah baru dalam dunia marketing.

Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari beberapa situs salah satunya yakni https://heinonline.org/HOL/LandingPage?handle=hein.journals/cpamanf8&div=114&id=&page=, REO pertama kali diperkenalkan oleh Perusahaan konsultan pemasaran di Saint Paul, Minnesota  bernama Ingenuity Marketing Group pada tahun 2007 silam.

Secara teknis mengenai teknik REO menurut Ingenuity Marketing Group dalam membangun sebuah bisnis pada suatu website dapat meliputi:

  1. Kelengkapan informasi yang ditampilkan pada halaman beranda website tentang perbedaan kompetitif dan memiliki navigasi yang mudah diakses
  2. Kaya akan konten berkualitas
  3. Memiliki kisah atau sejarah perusahan yang menarik
  4. Memiliki sumber daya atau tenaga ahli yang wajib dimiliki oleh sebuah perusahaan
  5. Memiliki kesaksian atau kisah sukses dari klien yang telah menggunakan layanan perusahaan

REO berkaitan erat dengan rujukan “person by person” atau pembicaraan dari mulut ke mulut dan mengarahkan mereka untuk mencari layanan bisnis yang mereka dengar ke search engine.

Maka dari itu, istilah ini disebut dengan Refferal bearti rujukan.

Itulah pondasi utama untuk membangun REO dalam bisnis. Ketika beberapa point di atas telah terpenuhi, hal tersebut akan menarik klien untuk menggunakan layanan bisnis seperti yang ditawarkan dalam sebuah website.

Sumber asli tulisan ini dapat kamu baca pada tautan berikut:
https://ingenuitymarketing.com/how-referral-engine-optimization-reo-supports-business-development/

Sedangkan

Versi REO lainnya, disampaikan pula oleh pakar ahli marketing bernama John Jantsch.

John Jantsch adalah pendiri sebuah perusahaan bernama Duct Tape Marketing Consultant yang berlokasi di LLC di Kansas, Missouri, Amerika Serikat. Ia memperkenalkan istilah “Refferal Engine” kepada publik melalui sebuah buku berjudul “The Refferral Engine. yang rilis pada tahun 2010 silam.

John Jantsch menyadari bahwa pemasaran menggunakan media pengiklanan semakin rumit dan kian berkurang. Teknik pemasaran yang paling jitu untuk mendorong rujukan atau mengarahkan orang lain ke layanan bisnis adalah melalui media person by person atau percakapan dari mulut ke mulut antar sesama teman, anggota keluarga, kolega, atau orang lain yang tidak dikenal.

Secara garis besar, point penting REO atau Refferal Engine menurut John Jantsch dapat meliputi:

  1. Bicara dengan pelanggan, bukan kepada orang yang tidak di kenal. Dengan begitu pelanggan tersebut akan menyampaikan informasi yang diberikan kepada perusahaan ke orang lain
  2. Memiliki tenaga ahli atau tenaga marketing yang handal untuk menjelaskan layanan perusahaan
  3. Memberikan pendidikan kepada klien artinya ketika ada klien yang memberikan respon buruk terhadap perusahaan, tindak lanjutnya berikan mereka pelayanan terbaik. Sehingga, klien ini tidak akan memberikan review buruk terhadap perusahaan
  4. Melakukan follow up sebagai bentuk untuk membangun relasi jaringan bisnis
  5. dan sebagainya

Beberapa point penting lainnya dapat meliputi:

  1. Memiliki konten berkualitas
  2. Track record yang baik
  3. Bangun tingkat kepercayaan kepada publik untuk mendapatkan testimoni yang baik
  4. Membangun koneksi / jaringan bisnis
  5. Strategi marketing
  6. dan sebagainya

Terkait dengan hal di atas, saya telah menjelaskannya pada tulisan sebelumnya. Baca di sini.

Jika kamu tertarik membaca informasi lebih lanjut tentang teknik ini, silahkan mencari ebook “The Refferal Engine” dalam versi pdf. Walaupun tidak full version, di sana kamu dapat membaca beberapa point penting yang disampaikan oleh John Jantsch terkait REO.

Gunakan kata kunci “The Refferal Engine *pdf” untuk mencari informasi tersebut.

Sumber tulisan diterjemahkan dari https://www.amazon.com/Referral-Engine-Teaching-Business-Market/dp/1591844428 dan https://www.expand2web.com/blog/wp-content/uploads/2012/12/The-Referral-Engine-Mind-Map.pdf.

Perbedaan SEO dengan REO

SEO melibatkan banyak perlakuan dengan tujuan agar situs/website mendapatkan ranking terbaik di mesin pencarian (search engine) dengan memperhatikan banyak faktor sesuai dengan Algoritma mesin penelusuran yang terhubung dengan internet.

Sedangkan, REO bagian dari SEO yang melibatkan banyak faktor dan marketing teknik dengan tujuan untuk memperkenalkan sebuah layanan atau product agar dikenal secara meluas melalui media internet dan dunia nyata.

SEO Vs REO, mana yang lebih baik?

Menurut saya, SEO dan REO tidak dapat dipisahkan karena keduanya terikat. Tanpa SEO, REO tak mungkin sepenuhnya dapat berjalan jika hanya mengandalkan marketing teknik secara offline.

Namun, perlakukan teknik REO dapat bertahan sangat lama walaupun telah berganti generasi pengguna ketika sebuah “brand” telah terbentuk dan dikenal secara meluas.

Kesimpulan

REO bukanlah barang baru dalam dunia internet marketing dan telah ada sejak tahun 2007 lalu. Namun, belum dikenal secara meluas oleh kebanyakan orang.

Bicara tentang teknik REO yang dimadsudkan oleh RA dalam sebuah grup Blogger Indonesia hingga saat ini tidak jelas asal usulnya dikarenakan tidak ada data valid atau bukti otentik yang menerangkannya. Sehingga, apa yang disampaikan dapat dikatakan HOAX karena belum terbukti kebenarannya.

Merujuk pada sumber tertulis, REO merupakan marketing teknik yang bertujuan untuk memasarkan atau memperkenalkan sebuah product atau merk yang belum dikenal luas kepada khalayak ramai.

Keberhasilan teknik REO dapat dilihat ketika klien/user menyarankan atau memberikan rujukan kepada orang lain secara sukarela/tanpa sadar untuk menggunakan, memakai atau membeli suatu product atau layanan tertentu.

Sebagai contoh,

Jika pertanyaan ini saya ajukan kepadamu, kamu akan menjawab “siapa objeknya”, cukup dijawab di dalam hati:

  1. Ketika temanmu bertanya, dimana ya tempat jual beli jam tangan online yang trusted ?
  2. Temanmu ingin melakukan transaksi jual beli blog, namun selaku pembeli tidak mempercayai si penjual. Takut di tipu katanya. Kira kira kamu merekomendasikan siapa untuk rekber ?
  3. Teman sesama bloggermu bertanya, bro.. thema blog yang bagus apa ya ? apa jawaban mu ?
  4. Beli hosting anti dmca, down dimana ya ?
  5. Dimana jasa pembuatan website online yang bagus ?
  6. Eh, ga lama lagi aku mau nikah ? tempat bikin undangan yang murah di mana sih ?

Ketika kamu menjawab di sini aja… di situ aja… di sana aja… di toko itu lo… sama ini aja… nih ahlinya.. di anu lebih trusted jangan disitu… dan sebagainya.

Itu bearti kamu telah memberikan rujukan (Refferal) kepada temanmu, keluargamu atau orang lain yang tidak kamu kenal.

Padahal kamu tidak pernah mendapatkan keuntungan apapun dari itu. Artinya, kamu secara sukarela atau bahkan tidak sadar memberikan sebuah rujukan kepada orang lain.

Ketika rujukan itu sampai ke penerima rujukan, mereka akan mencarinya di penelusuran (Engine Optimazation) dan menemukan informasi akurat sesuai dengan rujukan yang telah kamu berikan.

Pertanyaannya, apa sebabnya kamu memberikan rujukan tersebut kepada orang lain ?

Tentu saja ada faktor lainnya sebelum itu terjadi, mereka telah melakukan optimalisasi dalam hal SEO, memberikan pelayanan terbaik dan berkualitas, memiliki tenaga ahli dibidangnya dan sebagainya.

Andai saja mereka memberikan kualitas layanan terburuk terhadapmu, mungkinkah kamu memberikan rekomendasi atau rujukan tentang layanan/product yang telah kamu gunakan kepada orang lain ?

Saya rasa tidak akan pernah terjadi.

Kekuatan REO terletak pada viralnya suatu produk/layanan. Viral bukan bearti di share oleh banyak orang dan mendapatkan status like hingga ribuan atau puluhan ribu. Bukan hanya itu, melainkan menjadi hangat diperbincangkan di masyarakat luas hingga mampu bertahan lintas generasi.

Sebagai contoh sederhana,

Gudeg yang enak di daerah yogyakarta di mana ya?

Kebanyakan orang dipastikan akan menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang dominan sama. Bahkan, dalam kurun waktu beberapa tahun/belasan tahun ke depan, jawaban yang diberikan tetaplah sama (lintas generasi).

Okelah,

Saya rasa cukup sampai di sini terkait dengan pembahasan teknik REO. Semoga dengan adanya artikel dapat menjawab polemik yang sedang berlangsung atau di masa mendatang. Jika ada hal yang ingin disampaikan, jangan sungkan untuk menyampaikannya melalui kolom komentar ya…

Tinggalkan komentar