8 Cara Menghemat Penggunaan Inode Hosting [Studi Kasus]

Oke bro, pastinya kamu sudah mengetahui pengertian inode dan memahaminya.

Terkadang disuatu kondisi menggunakan hosting dengan batasan inode akan membuat rasa kekuatiran jika batasan inode tersebut akan penuh. Bagaimana tidak, salah satu permasalahan utama yang sering dihadapi inode membludak disebabkan jumlah file gambar utama yang kita upload di dalam hosting melalui post artikel tergenerate lebih dari 1 file.

Jumlahnya terkadang bikin terkejoed,

1 file gambar asli tergenerate menjadi 10 – 15 file gambar dengan ukuran dimensi gambar berbeda beda.

Belum lagi, jika ditambah file file temporary, cache, file plugin dan sebagainya.

Yuk baca: akibat inode penuh.

Saya termasuk salah satu user yang menggunakan layanan hosting unlimited. Maklumi saja ya gan, status saya masih menyandang gelar blogger kaleng kaleng šŸ˜€

Telah kita ketahui, bahwa ada batasan pada kata “unlimited” sesuai dengan kebijakan di masing masing provider web hosting. Hal ini biasanya bertujuan untuk mengontrol penggunaan resources dan pencegahan eksploitasi resources oleh user agar server tetap stabil.

Kendala saya sama seperti permasalahan di atas yakni terkait dengan inode karena sebagian besar paket hosting unlimited saat ini memberikan batasan penggunaan inode.

Sedikit percobaan yang telah saya lakukan tentang cara menghemat penggunaan inode pada hosting unlimited.

Hasilnya ?

Ketimbang mengupgrade akun hosting ke paket lebih tinggi, cara ini lumayan membantu. Bisa dibilang bisa menghemat penggunaan inode sebesar 5 % – 20 %. Sehingga, cost siklus tahunan bisa dikurangi.

Jika kamu tertarik, coba ikuti beberapa panduannya di bawah ini:

1. Hapus file yang tidak penting

Hampir semua file di dalam hosting semuanya memiliki fungsi.

Lantas bagaimana kita mengetahui apakah itu file penting atau tidaknya ?

Nah, salah satu file yang tidak penting itu dapat kamu temukan di folder .trash cPanel.

Semua file di dalam folder trash ini diibaratkan seperti kenangan mantan bro.. jadi buat apa kalau kamu masih menyimpan kenangan mantan ?. Kecuali kalau kamu masih menyimpan rasa,, uhuy… šŸ˜€

Hapus semua file di dalam folder trash. Jika kamu menghapus file di hosting, ada baiknya menghapus file tersebut secara permanen.

Sehingga, tidak meninggalkan file sampah di folder trash. Namun, pikirkan baik baik sebelum menghapus file secara permanen.

File tidak penting juga dapat berupa file cache (sisa plugin yang sudah dihapus) dan lainnya.

2. Hapus email yang sudah tidak digunakan

Setiap pesan masuk, spam, sampah pesan, draft, pesan terkirim dan sebagainya dapat menambah jumlah inode.

Nah, untuk mengurangi inode di hosting kamu dapat menghapus pesan yang sudah tidak digunakan lagi.

3. Purge cache secara berkala

Plugin cache memang dapat meningkatkan performa situs menjadi lebih baik terutama dari sisi kecepatan situs.

Akan tetapi, dalam waktu tertentu file cache di dalam hosting akan menumpuk dan menyebabkan inode membuncit. Dalam waktu tertentu, ada baiknya kamu melakukan pembersihan cache secara berkala.

4. Batasi penggunaan plugin

Salah satu faktor penyebab inode bengkak adalah penggunaan plugin.

Seberapa banyak kamu menggunakan plugin ?

Rata rata dari sebagian besar orang menggunakan lebih dari 10 plugin dalam 1 situs. Saya yakin kamu juga melakukannya.

Contohnya saja,

plugin akismet menghabiskan inode sebanyak 25 inode. Wordfence menguras inode sekitar 400 – 600 inode.

Itu baru 2 plugin, bagaimana jika kita menggunakan lebih dari 10 plugin ?

Bagi mereka yang memiliki inode besar, angka ini tak ada artinya. It’s oke…

Prinsip saya sih, lebih baik melakukan penghematan dari awal ketimbang inode sudah mau habis baru sibuk melakukan penghematan.

Nah, mulai saat ini coba sortir kembali plugin yang dirasa tidak begitu penting.

Jika ada plugin dengan fungsi serupa, kenapa harus meninstall keduanya ?

lebih baik dihapus saja. Jika telah setelah menghapus plugin, cek juga file sisa di cPanel. Biasanya untuk plugin cache jika dihapus, masih ada file sisa di hosting.

Hindari pula menggunakan plugin kaleng kaleng. Karena plugin tersebut biasanya akan meninggalkan file eror di hosting.

5. Pilih thema yang tepat

Saya sendiri lebih menyukai thema dengan dengan tampilan yang ga neko neko.

Contohnya saja thema seperti situs ini. Simple dan tampilannya tidak terlalu rame. Enak dilihat dalam versi dekstop ataupun versi mobile dan ga pedih dimata. šŸ˜€

Dikarenakan saya menggunakan hosting unlimited dengan batasan inode, saya menghindari menggunakan thema dengan tampilan magazine.

Mengapa ?

Thema bernuansa magazine cenderung memiliki banyak versi dimensi gambar. Ketika kamu mengupload 1 file gambar di media pustaka, maka 1 file gambar tersebut akan di generate ke banyak ukuran, bisa jadi lebih dari 10 – 20 gambar dengan ukuran bervariasi. Bahkan terkadang bisa lebih dari 20 gambar jika kamu menggunakan plugin regenerate thumbnail.

Untuk mengeceknya, kamu dapat melihat di cPanel – file manager – public_html – wp content – uploads. Kemudian cari fie gambar berdasarkan tahun dan bulan.

Mari kita berhitung.

1 file gambar tergenerate 10 gambar

Katakanlah jika 1 artikel memiliki 1 gambar pendukung = akan menghasilkan 10 gambar yang tergenerate. Kalau ada 10 artikel maka ada 100 gambar yang tergenerate. Nah, kalau kamu memiliki 1.000 artikel, ada berapa gambar yang sudah tergenerate ?

Berapa banyak inode yang digunakan hanya sebatas file gambar saja ?

Kurang lebih perhitungan ngawur begitu. šŸ˜€ bisa kamu buktikan sendiri kebenarannya.

Mengingat akan hal ini, jika kamu bermain niche walpaper atau semi walpaper, maka saya tidak menyarankan untuk menggunakan hosting unlimited.

Jadi, gunakanlah thema yang simpel dan tidak banyak meregenerate dimensi gambar.

Sebaiknya pula dalam hal memilih thema, pilihlah thema yang tepat di awal membangun situs.

6. Hentikan proses regenerate gambar berlebihan

Langkah ke enam berikut ini sangat ampuh untuk menghemat inode.

Saya tidak mengatakan menghentikannya secara total, tetapi menghindari penggunaan dimensi gambar yang tidak dibutuhkan. Karena pada dasarnya, jika kamu menggunakan CMS WordPress bisa dipastikan proses ini akan terjadi. Jika dihentikan, tentu saja akan menggangu penampilan situs secara keseluruhan.

Bisa saja kamu menghentikannya secara total yakni dengan menonaktifkan pengaturan regenerate gambar di thema menjadi zero. Tentu saja efeknya ada, fungsi thema tidak akan berjalan sempurna dan hasilnya gambar tidak bisa ditampilkan dalam format responsive.

Mudahnya, jangan gunakan gambar sekalian. Dengan begitu tak ada kata inode habis disebabkan regenerate gambar.

Untuk menjaga tampilan situs tetap terjaga dengan baik, dalam hal ini saya menghentikan proses regenerate gambar pada dimensi tertentu.

Bagaimana caranya ?

  1. Buka dasboard wordpress kalian masing masing
  2. Pilih PENGATURANMEDIA
  3. Di sana terdapat pengaturan ukuran gambar type kecil, sedang dan besar. Saya mengaktifkan hanya 2 versi saja. Versi kecil dan sedang. Ukuran gambar versi kecil yakni 65 x 65 untuk saya gunakan di widget post terbaru, sedangkan versi sedang 320 x 240 untuk tampilan mobile.
Panduan Menghemat Inode

Sebenarnya bisa saja kamu membuatnya menjadi 0 semua, akan tetapi imbasnya tampilan gambar akan kacau dan tidak terlihat responsive.

Perlu kamu ketahui, ukuran gambar yang saya gunakan di atas sudah menyesuaikan dengan thema. Jadi, sesuaikan lah dengan thema kamu juga ya..

Efek samping setelah menggunakan cara ini berdampak pada status rescale gambar dan penurunan skor di Gtmetrix. Tapi, bodo amat.. šŸ˜€ toh masalah ini bukan parameter valid.

Terkadang cara di atas tidak begitu manjur.

Proses regenerate gambar masih saja berjalan menyesuaikan pengaturan thema.

Solusi lainnya jika kamu master koding otak atik aja di bagian thema – functions.php.

Biasanya sang creator thema menempatkan baris set_post_thumbnail_size atau function _width_size_image() dan sebagainya. Kamu dapat merubah dimensi gambar sesuai dengan kebutuhan.

Efek samping dari cara ini jika pengaturannya kurang tepat, mungkin saja tampilan gambar akan terlihat miring, gepeng atau terlihat penyok, šŸ˜€ maka dari itu, saya sarankan lakukan proses back up terlebih dahulu.

Oya, jika kamu menggunakan cara ini bukan bearti gambar sebelumnya yang telah kamu upload langsung begitu saja mengikuti format di atas. Gambar sebelumnya masih mengikuti format lama, sedangkan cara ini hanya berlaku setelah kamu melakukannya.

Sebenarnya ada cara lain lebih sederhana dari cara ini yakni dengan bantuan sebuah plugin khusus. Sayangnya, cara ini hanya saya berikan kepada client premium. šŸ˜€

Oke, kita lanjut ke no. 7

7. Tempatkan file ke hosting lain

Cara ini juga saya lakukan untuk menyimpan gambar dan beberapa file yang bersifat unduhan.

Memang, menggunakan cara ini dapat mengurangi skor pagesped situs dan kerugian lainnya kita tidak bisa mengoptimalkan SEO pada gambar untuk mendatangkan visitor, karena file gambar tersebut berada di hosting lain.

Jika suatu gambar pada artikel hanya sebatas pemanis saja, saya menempatkan gambar di hosting blogger.

Caranya, saya menyimpan gambar di blogger, kemudian URL nya saya sisipkan di dalam artikel. Namun, jika gambar tersebut bersifat penjelasan, maka saya tetap menggunakan self hosting. Mana ̶t̶e̶m̶p̶e̶  tau, dengan ini ada beberapa visitor yang datang dari penelusuran image.

Yuk baca: cara optimasi SEO pada gambar.

Sebelum kamu melakukannya, pastikan sixe gambar berukuran kurang dari 40 kb dengan extentions JPG, SVG or WEBMP.

8. Hapus thema yang tidak digunakan

Thema yang nganggur dapat memakan space inode sebanyak 500 – 2000an inode.

Space tersebut lumayan untuk menyimpan file lainnya dari pada file thema yang tidak terpakai. Untuk menghapusnya, login terlebih dahulu ke dasboard wordpress – pilih tampilan – thema – klik thema tersebut. Cek di pojok kanan bawah, cari tulisan hapus thema.

Bagaimana cara saya menghemat penggunaan Inode ?

Saya sendiri telah menerapkan kesemua cara di atas pada situs yang saya kelola menggunakan layanan hosting unlimited. Efeknya cukup lumayan bisa menghemat space inode.

Bagaimana saya melakukannya. Cek estimasi hitungan penggunaan inode di bawah ini:

Setelah proses installasi wordpress selesai tanpa setingan apapun dan tanpa plugin apapun. Saya amati status inode yang digunakan mencapai 2302 inode (sudah disertai beragam folder dan file di cpanel). Bisa jadi lebih, tetapi masih dikisaran 2.200 – 3.000 inode masih normal.

  1. Installasi wordpress dan lainnya (kondisi default) = 2.302 inode
  2. Penggunaan plugin (25 plugin aktif yang saya gunakan) = 2.457 inode
  3. Estimasi jika 1 artikel terdiri dari 10 gambar, dengan mengikuti semua cara di atas setidaknya hanya ada 3 – 4 gambar yang digenerate.Jadi jika 1 artikel terdiri dari 10 gambar, artinya ada (10 x 4) = 40 gambar yang digenerate = 40 gambar, bearti 40 inode untuk 1 artikelItu artinya jika ada 1.000 artikel dengan asumsi ada 10 gambar di setiap artikel bearti (1.000 artikel x 40 gambar yang digenerate) = 40.000 inode

Jika batasan inode yang ada di hosting sebesar 75. 000 – (2.302 + 2.457 + 40.000) = 30.241 (sisa inode).

Masih bisa  untuk isi ratusan content lagi. Atau jika kamu hemat dalam penggunaan gambar, 75.000 inode sudah cukup untuk menampuaang ribuan konten (sekitar 2.000 – 5.000 artikel cukup lah).

Kurang lebih perhitungan yang saya lakukan seperti itu, Saya selalu memperhitungkannya sejak dari awal pembelian hosting. Maka dari itu sebelum membuat website, memilih hosting yang tepat bagi saya sangat penting.

Baca yuk: panduan memilih hosting terbaik agar tidak menyesal.

Prinsip saya sih, kalau masih bisa berhemat kenapa harus mengupgrade ke paket hosting lebih tinggi. šŸ˜€ manfaatkan saja yang ada semaksimal mungkin.

Itulah beberapa cara yang saya lakukan untuk menghemat dan mencegah penggunaan inode melebihi batas. Apakah kamu ingin menambahkan tips lainnya terkait hal ini ? atau ada yang ingin disampaikan ?

Gunakan kolom komentar di bawah artikel ini untuk menyampaikan pendapat dan komentarmu. Pastikan komentarmu relevan dengan isi artikel agar Kami tampilkan.

4 pemikiran pada “8 Cara Menghemat Penggunaan Inode Hosting [Studi Kasus]”

  1. Gan izin tanya
    1. Kalau postingan doang ibaratnya gambar ngambil dari URL blogger, maka postingan yang ada di wordpress apakah terhitung inodes?
    2. Kalau iya terhitung berapakah inodes postingan wordpress jika tanpa gambar?

    Semoga dibalas sama agannya wkwkwk bingung ngitungin inodes

    Balas
    • 1. tidak karena tidak tersimpan di self hosting
      2. tidak tentu tergantung banyak faktor seperti thema yang digunakan. Untuk memastikan silahkan dilakukan pengecekan sendiri di hostingnya ya. Cobalah membuat postingan tanpa gambar dan perhatikan berapa banyak inode yang dihasilkan berdasarkan data terbaru yang ada di directory wp nya

      Balas
  2. Kebetulan saya pake hosting unlimited, boleh juga nih dicoba

    Balas
    • Silahkan gan di coba, jangan lupa kasi tau ya.. gimana hasilnya

      Balas

Tinggalkan komentar